This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 04 Januari 2023

Identitas Budaya dalam Film Ngeri-Ngeri Sedap



            Film  “Ngeri-Ngeri Sedap” merupakan film baru yang tayang di bioskop pada 2 Juni 2022. Film ini bergenre keluarga dengan latar belakang budaya suku Batak yang sangat melekat dan kental di dalamnya. Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga suku Batak yang tinggal di tepi Danau Toba, Sumatera Utara. Para pemain dan sutradaranya pun beberapa pernah menjadi Stand Up Comedy, oleh karena itu tak heran jika banyak kelucuan yang mengundang tawa sepanjang film ini. Konflik yang diangkat dalam film ini bersifat universal yaitu hubungan antara orang tua dana anak.

            Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang cukup hangat namun memiliki problematika di dalamnya. Pak Domu dan Mak Domu merupakan orang tua yang mempunyai empat orang anak, tiga laki-laki dan satu perempuan.  Anak sulung laki-laki bernama Domu, Gabe, Sarma dan Sahat. Pak Domu yang merupakan kepala keluarga memiliki karakter dan sifat yang egois, Ia sosok ayah yang tidak mau mendengarkan orang lain dan selalu memaksakan keinginannya. Pak Domu sangat menjunjung tinggi adat Batak.

Dalam adat Batak konsep patrilineal ini memang sudah melekat pada orang tua lelaki disana. Contohnya saja pada saat Pak Domu menyuruh untuk anak laki-lakinya bekerja sebagai PNS seperti Sarma anak perempuannya. Namun mereka memilih untuk pergi ke Jawa mengejar impiannya masing-masing. Seperti Domu si anak sulung yang dipersulit untuk menikah dengan calon istrinya karena bukan orang Batak melainkan orang Sunda. Lalu Gabe anak kedua yang sukses bekerja sebagai komedian namun tidak sesuai dengan yang diinginkan Pak Domu. Gabe si anak bungsu yang dipaksa untuk melanjutkan adat sebagai anak yang menjaga orang tua dan rumahnya di kampung, namun memilih untuk tinggal di Jawa karena lebih merasakan kehangatan disana. Karena keegoisan Pak Domu membuat mereka enggan untuk pulang ke kampungnya.

            Yang paling meneydihkan disini berada di posisi Sarma yang merupakan anak perempuan satu-satunya yang tinggal bersama di kampung. Sarma bekerja sebagai PNS dikarenakan kehendak oleh Pak Domu. Padahal Sarma sangat menginginkan menjadi seorang Koki. Ia mengemban tugas yang begitu berat, harus sesuai dengan keinginan ayahnya. Ia dituntut untuk bisa memperbaiki “kesalahan-kesalahan” abangnya. Sarma merupakan anak perempuan sat-satunya yang sebenarnya rapuh, namun harus tetap berpura-pura tegar dan kuat.

            Kerinduan Mak Domu untuk bertemu dan berkumpul dengan anak-anaknya akhirnya membuat sebuah drama berpura-pura bercerai. Setelah mengetahui kabar itu mereka langsung berpikir bahwa hal itu tidak sesuai dengan adat. Namun pernyataan itu disanggah oleh Pak Domu bahwa mereka lah yang tidak sesuai dengan adat karena tidak mau pulang. Disinilah letak klimaks ketika mereka semua pulang dan berkumpul di rumah dan mengetahui ternyata orang tua mereka hanya berputa-pura merencanakan perceraian agar mereka mau pulang dan menghadiri acara adat di kampung. Disini lah tahapan klimaks atau puncak pada film ini. Ketika setiap anggota keluarga mencurahkan isi hati yang dirasakannya. Canda tawa di awal tadi berubah menjadi tangisan melalui adegan yang sangat emosional dan menyentuh.   

            Identitas budaya merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu budaya yang berbeda dengan budaya lain. Untuk mengetahui identitas budaya dapat dilihat dari persepi, pemikiran, pola emosional, perasaan, dan perilaku. Dalam film Ngeri-Ngeri Sedap ini dapat dikaitkan dengan bahsasan identitas budaya. Dari film ini terlihat bagaimana si Sahat anak bungsu yang lebih dekat dengan ayah angkatnya di Jawa, kemudian Domu anak sulung yang ingin menikah dengan orang Sunda. Perpaduan antar budaya ini membuat kita lebih terbuka untuk berbaur tanpa melihat etnis dari stereotip yang ada. Para tokoh tidak meninggalkan akar budaya yang telah ada dan melekat dalam hati mereka. Dalam film ini menjelaskan bahwa adat tidak merubah, namun cara pandang kita yang berubah.